Mengapa harus berjihad?

Saif Al Battar

Sabtu, 15 Oktober 2011 22:03:14

Hits: 2243

Risalah sederhana yang menjelaskan sedikit tentang alasan mengapa kita harus berjihad yang dalil-dalilnya saya kutip dari beberapa buku (terutama risalah yang ditulis oleh salah seorang syuhada’ dibumi Indonesia “Mengapa saya memilih jalan ini”)…sebagai hujjah untuk saudara-saudaraku mujahideen fie sabilillah (sabarlah, semoga Allah menyabarkan kalian, sungguh jalan inilah jalan yang telah dilalui para salafush shalih..jalan jihad) dan sebagai bayan untuk mereka yang masih tertinggal dari jihad.

1. Untuk memenuhi panggilan Allah subhanahu wa ta’ala

Ikhwatiy fillah…dengarlah firman Allah ta’ala ini;

“Wahai orang2 yang beriman! Mengapa apabila dikatakan kepada kalian, “Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah”, kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu?…..” (QS. At Taubah: 38)

Inilah firman Rabb kita, Rabb yang menguasai diri kita dan alam semesta, yang memerintahkan kita untuk keluar berjihad di jalanNya. Tidakkah kita penuhi panggilanNya ini?

Lebih jauh lagi, Allah berfirman;

“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (At Taubah: 41)

Kepada siapakah panggilan dalam ayat ini ditujukan? Tentunya kepada manusia yang beriman kepadaNya! Maka, siapapun yang beriman kepadaNya tidak pantas meninggalkan seruan ini, kecuali bagi mereka yang berudzur syar’i.

Ya berangkatlah untuk jihad, entah itu keadaanmu dalam lapang atau sempit, miskin atau kaya, berkendaraan atau jalan kaki, berkeluarga atau masih bujangan, bekerja atau pengangguran dalam rangka memenuhi panggilan Allah ta’ala ini. Bukankah jihad saat ini telah menjadi fardhu ‘ain?

Tidak mampukah kita berkaca pada Abu thalhah, di masa tuanya (+-80 tahun), ketika menanggapai ayat tersebut, beliau bersikeras untuk berjihad. Saat anak-anaknya melarangnya karena beliau termasuk yang diberi udzur , beliau tetap bersikukuh dalam pendiriannya. Dan ternyata Allah karuniakan untuknya ke syahidan di laut. lalu bagaimana dengan kita yang masih muda dan kuat ini? Adakah yang mau mengambil pelajaran?

2. Takut Ancaman Api Neraka

“Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan adzab yang pedih dan menggantikan kamu dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan merugikanNya sedikit pun. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (At taubah: 39)

Ibnu al ‘arabiy berkata; “siksa pedih di dunia adalah berkuasanya musuh atas diri kita dan di akhirat adalah api neraka” (Tafsir al qurthuby 8/142).

Allah telah memberi ancaman bagi mereka-mereka yang meninggalkan jihad tanpa udzur syar’i di dunia dan akhirat. Sungguh, siksa Allah amatlah pedih dan kita tak akan mampu menanggungnya. Lalu mengapa tidak tunaikan kewajiban ini agar Allah ridla kepada kita dan menjauhkan kita dari siksa neraka?

Maka hilangkanlah cinta dunia, yang menyebabkan kita takut akan mati, yang menyebabkan kita enggan untuk berjihad…kemudian penuhilah panggilan mulia dari Rabb kita ini.

“Wahai orang2 beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan padamu…” (Al Anfal: 12)

3. Membela dan Melindungi Kaum muslimin

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdo’a; ‘ya Rabb kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang dzalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau dan berilah kami penolong dari sisiMu” (An Nisa: 75)

Ikhwatiy fillah, inilah jihad, jihad yang ditegakkan untuk melawan ketertindasan, melindungi dan membebaskan kaum muslimin dari kedzaliman musuh2 Allah.

Hari ini, berapa jutakah darah kaum muslimin yang ditumpahkan oleh kuffar, thawaghit dan munaafiquun?

Berapa banyak kehormatan muslimah2-muslimah kita yang dinodai oleh musuh-musuh Allah?

Dan berapa banyak ikhwah dan sahabat kita yang masih dalam penawanan dan siksaan?

Tidakkah kita melihat apa yang terjadi di palestina, afghanistan, iraq, chechnya, bosnia, filipin dan sederet tanah-tanah jihad lainnya?

Bukankah mereka saudara kita?

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…” (al hujurat: 10)

Sungguh tubuh-tubuh kaum muslimin tercabik-cabik menjadi santapan srigala-srigala kafir. Akankah kita tetap diam?

Bukankah kalian membaca sabda junjungan shalallahu ‘alaihi wa sallam;

“Hilangnya dunia masih lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang muslim” (lihat tafsir Ibnu katsir I/534)

“Jika penduduk langit dan bumi berkumpul untuk membunuh seorang muslim, maka Allah akan membalikkan ajah mereka semua ke neraka jahannam” (HR. Ath tThobroni dalam Ash shoghir)

Telah menjadi kespakatan para ulama’ jika satu orang muslimah tertawan dan diperlakukan tidak adil, maka kaum msulimin wajib membelanya dan pada waktu itu jihad menjadi fardhu ‘ain. Lalu bagaimanakah pendapat kalian dengan kondisi kita hari ini??

4. Mengikuti Jejak Shalafus shalih

Inilah para pendahulu kita, para shalaful ummah, yang mana kehidupan mereka tak pernah lepas dari aktivitas jihad fie sabilillah! Mereka tak hanya sibuk dengan kitab dan dakwah saja, tapi lihatlah Rasulullah–Panglima teringgi ummat Islam–beliau berjihad kurang lebih 27 kali selama hidup beliau, yakni di madinah (10 tahun!)

At thobary meriwayatkan bahwa Miqdad bin Al Aswad terlihat di tempat pertukaran uang di Emessa. Ketika itu ia menyandarkan tubuhnya yang amat gemuk ke sebuah meja. Seseorang yang melihatnya berkata padanya, “Allah ta’ala telah mengampunimu (untuk tidak berjihad)”. Mendengar ucapan tadi ia mengatakan, “Surat yang memeruintahkan kita untuk berperang telah turun. Allah ta’ala berfirman, ‘Berangkatlah dalam keadaan ringan maupun berat’”.

Az Zuhri mengatakan; “Said bin al Musyayyib berangkat berjihad, padahal ia adalah seseorang yang salah satu matanya buta, maka seseorang berkata padanya; ‘Engkau orang yang cacat”. Namun Sa’id berkata, “Allah ta’ala memerintahkan kita untuk berangkat dalam keadaan ringan maupun berat, jika aku tidak mampu bertempur paling tidak aku akan menambah jumlah kalian dan dapat ditugaskan untuk menjaga perlengkapan”

Sungguh, kepahlawan mereka dalam membela Islam tiada duanya. Apakah kita tidak ingin seperti mereka?

Juga Umar Mukhtar, di mana komandan Giransiyani berkomentar; “Dia terjun dalam 263 pertempuran menghadapi pasukan saya selama lebih dari 20 bulan. Total pertempuran yang telah dijalankannya berjumlah 1000 kali”

Begitu pula Muhammad Banna salah seorang mujahideen Afghan, beliau menceritakan bahwa pasukannya pernah menghancurkan 400 kendaraan militer Uni Sovyet. Orang-orang Russia memanggilnya “The General”. Dia telah merampas 200 pucuk Kalakov dan 200 pucuk AK47, Klasinkov, ia juga pernah mengahancurkan 150 tank musuh dalam satu kali pertempuran.

Subhanallaah…Laa hawla wa laa quwwata illaa billaah, sungguh kepahlawanan manusia-manusia yang benar-benar mendapatkan anugerah dan pertolongan Allah ta’la sehingga mereka bisa berbuat demikian, memang…mereka Allah ta’ala tolong karena mereka telah menolong agama Allah.

Mereka menjual jiwa yang merupakan harta paling berharga bagi manusia dan Allah ta’ala pun membelinya, sungguh Allah sekali-kali tidak akan menyelisihi janjiNya;

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang2 mukimin diri dan harta mereka dengan balasan jannah untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh…” (At taubah: 111)

Maka, sungguh rugi dan celakalah bila manusia lebih memilih diam diri dari berjihad dan merasa dirinya mendapat udzur padahal ia tidak mendapatkannya.


5. Jihad Adalah perisai kehormatan Ummat yang dengannya mampu menolak serangan orang-orang Kafir

Sungguh, ummat Islam adalah ummat jihadi di mana kehidupannya tidak boleh terlepas dari Jihad. Jihad inilah perisai ummat yang akan menjaga dan melindungi kehormatannya dari tangan-tangan kuffar. Lalu bagaimana jika kita telah meninggalkannya?

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Jika kalian berjual beli dengan ‘inah, kalian mengambil ekor2 sapi, kalian ridho dengan pertanian dan kalian tinggalkan jihad, maka Allah akan timpakan kehinaan kepada kalian. Dia tidak akan mencanbutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian” (dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud)

Sungguh kehinaan yang dialami kaum muslimin sekali-kali tidak akan Allah ta’ala cabut hingga kita berlepas dari kehinaan dengan berjihad!

Dan dengan jihad inilah, Allah akan menolak serangan orang-orang kafir. Renungkanlah firman-firman Allah ini;

“Maka berperanglah kamu di jalan Allah, tidaklah kamu dibebani malainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat mukmin (untuk berperang). Mudah2an Allah menolak serangan orang2 kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(nya)” (An Nisa’: 84)

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantasaan) tangan-tangamu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka serta melegakan hati orang2 mukmin” (at taubah: 14)

6. Jihad adalah amalan teryinggi dan merupakan wasilah agar bisa memperoleh kesayhidan di jalanNya

“Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad fie sabilillaah” (HR. Ahmad, riwayat dari Mu’adz bin Jabal).

Inilah jihad, ibadah tertinggi kepada Allah, yang tidak ada satu amalan pun yang akan menyamainya.

Dan sungguh ikhwatiy fillah, sungguh kita sangat merindukan syahid, sebagaimana para generasi sebelum kita pun merindukannya.

“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. Sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mereka mendapat rizki” (al ‘imran: 169)

Adakah kematian yang lebih nikmat daripada mati syahid? Bukankah Allah telah menjanjikan pahala bagi mereka yang syahid di jalanNya dengan pahala yang besar?

Marilah kita renungkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan At Tirmidzi dari Miqdad bin Ma’d, bahwasannya Rasulullah saw bersabda;

“Allah ta’ala menjamin 7 hak bagi para syuhada’; dia diampuni sejak tetes darah pertama yang keluar dari tubuhnya, ia akan ditunjukkan tempatnya di jannah, ia akan mengenakan pakaian iman, ia akan dinikahkan dengan 72 bidadari, ia akan terbebaskan dari siksa kubur, ia akan terbebas dari goncangan dahsyat pada hari qiamat nanti, di atas kepalanya akan disematkan mahkota kehormatan di mana satu mutiaranya adalah lebih baik daripada dunia seisinya, dan ia akan mendapatkan hak untuk memberi syafa’at 70 kerabatnya (lihat shohih al jami’ no 5058).

Ikhwatiy fillah, inilah jihad, jika engkau mati, maka engkau syahid biidznillah insyaAllah, jika engkau diusir maka itu adalah siyahah, jika engkau dipenjara maka penjara adalah tempat kalian berkhalwat dengan Allah Ta’ala.

Inilah jihad, dengannya Allah ta’ala menjadikan ummat ini mulia.

Inilah jihad, dengannya Allah ta’ala membuka pintu akhirat, ia mendapatkan kehormatan berkumpul dengan anbiya’, shaddiqiin dan para shalihin…

Inilah jihad…

Adakah dari kalian yang memenuhinya?

Ketahuilah bahwa hanya bercita-cita berjihad saja ini belum cukup, ia hanya menghilangkan sifat nifak dalam diri namun jika ia belum berjihad maka ia tetap berdosa karena jihad adalah kewajiban yang harus kita tunaikan, lalu akankah kita terus diam tanpa i’dad?

Sesungguhnya pembenaran dari cita-cita itu adalah sebuah amalan yang nyata, itu kalau kita benar-benar jujur, jujur pada Allah dan jujur pada diri kita sendiri.

By.
Irhaby88

Komentar

Postingan Populer