10 Wasiat Ustadz Mukhlas Rahimahullah

Berikut 5 dari 10 wasiat Ustadz Mukhlas, Rahimahullah, yang beliau sampaikan kepada segenap kaum Muslimin dan dikutip dari Wahyoento’s blog. Semoga bermanfaat!

Kepada segenap kaum muslimin yang kami cintai hafidzhahullah… Mudah-mudahan kalian senantiasa dilindungi Allah Ta’ala dari godaan, jeratan, jebakan, penipuan, penyesatan dan pemalsuan syetan yang terajam lagi terkutuk.

Perkenankanlah kepada kami untuk menyampaikan beberapa wasiat dan pesan-pesan yang hendak kami sampaikan berikut ini, sebagai bentuk kecintaan kami kepada seluruh kaum muslimin.

[1]. Wasiat Pertama

Pegang teguhlah baik-baik seluruh wasiat yang telah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya wasiatkan dalam Al Qur’an dan As-Sunnah, dan berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk mengamalkannya.

[2]. Wasiat Kedua

Ingatlah bahwasanya diri kita diciptakan Allah Ta’ala, semata-mata untuk beribadah kepada-Nya, (Q.S. Adz-Dzariyat (51): 56). Untuk mentauhidkan-Nya dan menghambakan diri kepada-Nya saja dengan membebaskan diri dari segala bentuk penghambaan kepada makhluk dalam segala aspek kehidupan. Oleh karena itu, bebaskanlah diri-diri kalian dari segala bentuk syirik; syirik pada asma’ dan shifat-Nya, pada rububiyah-Nya, pada uluhiyah-Nya, pada perintah-perintah-Nya, pada hukum-hukum-Nya dan keputusan-keputusan-Nya. Bebaskanlah diri kalian dari segala bentuk syirkul qubur (syirik yang berhubungan dengan kuburan, seperti menjadikan orang-orang yang sudah mati menjadi ilah (Tuhan), meminta kepada arwah-arwah, membuat patung, kubah-kubah dan menyembahnya, dan lain sebagainya), dan bebaskan pula diri kalian dari segala bentuk syirkul qushur (syirik yang berhubungan dengan istana, seperti menjadikan para thawaghit sebagai tuhan-tuhan kecil, memberikan hak kepada mereka untuk membuat syariat dan hukum yang bertentangan dengan syariat Allah). Dua bentuk syirik tersebut telah diuraikan dengan gamblang oleh ulama-ulama kita, antara lain Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, dalam kitab Tauhid nya, dan Asy-Syahid —insya Allah— Sayyid Qutb rahimahullah dalam bukunya, Ma’alim Fith-Thoriq,  buku Fie Dhilalil Qur’an dan sebagainya.

Kedua bentuk syirik yang berbahaya tersebut, telah diramalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Abu Daud dengan sanad yang shahih dari Tsauban maula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

Artinya:

“Sesungguhnya termasuk sesuatu yang aku takuti menimpa umatku adalah para pemimpin (agama maupun politik) yang menyesatkan…Dan tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa kabilah dari umatku yang bergabung dengan kaum musyrikin, dan sampai ada beberapa kabilah dari umatku yang menyembah berhala.” (Hadits Hasan Riwayat, Ibnu Majah dan Abu Daud)

Subhanallah! Ramalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam tersebut benar-benar terjadi dan bisa kita saksikan pada hari ini. Berapa banyak orang-orang yang mengaku beragama Islam tetapi menyembah berhala dengan segala ragamnya. Begitu juga tidak sedikit, bahkan sulit kita mencari alat canggih untuk menghitungnya, sebagian dari umat ini yang bergabung dengan orang-orang musyrik, baik zionis, salibis, komunis,  maupun yang lainnya dengan mengikuti agama sekulerismenya, kapitalismenya, demokrasinya, liberalismenya, sosialismenya dan lain sebagainya.

[3]. Wasiat Ketiga

Jika kalian ingin selamat dalam arti kata yang sebenarnya di dunia maupun di akherat, maka ikutilah jalan yang lurus (Ash-Shirathal Mustaqim), yaitu jalannya orang-orang yang telah Allah berikan nikmat kepada mereka (Q.S Al Fatihah (1): 7), dari para anbiya’, para shiddiqin, para syuhada, dan para shalihin, (Q.S. An-Nisa’ (4): 69), dan janganlah kalian mengikuti jalan orang-orang yang dimurkai (Yahudi dan semacamnya), dan jalan orang-orang yang tersesat (Nasrani dan semacamnya) (Q.S Al Fatihah (1): 7). Ikutilah jalan yang satu yaitu jalan Allah yang lurus dan jangan mengikuti jalan-jalan yang beraneka ragam, jalan Iblis dan syetan (Q.S. Al-An’am (6): 153).

Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya, satu-satunya Ad-Dien  yang dapat mengantarkan seseorang dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akherat, hanya Islam sajalah yang dapat memasukkan pemeluknya ke dalam surga, sedang isme-isme selain Islam seperti : Yahudi, Nasrani, Majusi, Hindu, Budha, Khong Hu Chu, Kejawen, Komunisme, Marxisme, Leninisme, Sosialisme, Sekulerisme, Kapitalisme, Liberalisme, Permissifisme, Demokrasi, Nasionalisme, Ba’atsisme dan lain sebagainya, sebab jika kalian menapaki langkah-langkah syetan ini kalian akan terpelanting dari jalan yang lurus dan akan keluar dari padanya.

Jika kalian masih mengaku sebagai orang-orang yang beragama Islam, ikutilah Islam yang benar sebagaimana Islam yang dibawa oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, Islam yang dipeganginya dan diperjuangkannya, bersama para shahabat-shahabatnya radiyallahu ‘anhum ajma’in, lalu diteruskan oleh para tabi’in dan para pengikutnya rahimahumullah. Dan jangan mengikuti Islam yang sesuai dengan selera hawa nafsu kalian, yang diridhai dan diingini oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafiq. Ingat bahwasanya Islam yang benar itu tidak akan pernah disukai oleh mereka sampai hari kiamat. Mereka membagi Islam dan kaum muslimin menjadi dua kelompok (ma’af untuk ini kami terpaksa menggunakan pembagian tolol mereka).

(a)Kelompok Fundamentalis, Radikal, Ekstrem, Teroris dan sebagainya.

(b)Kelompok Moderat, sederhana, bertolak ansur, kompromi, tidak mau kekerasan, mau menjilat pantat orang-orang kafir dan sebagainya.

Sebenarnya kesimpulannya sangat mudah, penggembala kerbau yang tak pernah mengenal pensil dan kertaspun bisa menyimpulkan bahwa bagian (a), adalah Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam, para shahabat radiyallahu ‘anhum dan para pengikutnya hingga hari kiamat, sedang kelompok (b), adalah Islam Abdullah bin Ubay bin Salul (Gembong munafiq era Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam-ed), dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Maka masalahnya tinggal terserah kalian, kalian mau mengikuti dan mendukung Islam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam atau Islam Abdullah bin Ubay bin Salul. Untung dan ruginya kembali kepada diri kalian sendiri. Seandainya seluruh kaum muslimin yang ada di bumi ini memilih, mengikuti dan mendukung Islam yang dikehendaki oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafiq seperti yang dikehendaki oleh Bush dan antek-anteknya -laasamahallaahu- hal ini tidak memberi madhorot sedikitpun terhadap Allah Ta’ala, dan Allah Ta’ala akan mendatangkan kaum yang baru untuk menggantikan mereka yang siap untuk mendukung dan memperjuangkan Islam yang benar, yang diantara sifat-sifatnya sebagai berikut:

1.Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai Allah.
2.Bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin.
3.Bersikap keras terhadap orang-orang kafir.
4.Berjihad di jalan Allah (berperang fie sabilillah).
5.Dan tidak takut kepada celaan orang-orang yang suka mencela.

Inilah sifat-sifat generasi yang menggantikan kaum munafiqin dan kaum murtaddin yang meninggalkan dienul Islam yang benar (Q.S. Al-Maidah (5): 54).

“Demikianlah sunnatullah, dan sekali kali kalian tidak akan mendapatkan perubahan dan penyimpangan bagi sunnatullah” (Q.S. Faathir (35): 43).

[4]. Wasiat Keempat

Camkan pada diri kalian beberapa prinsip penting dibawah ini.

a)Tujuan hidup kita adalah untuk mencari ridha Allah ta’ala dengan mengikuti Sunnah Nabi-nya, shallallahu ‘alaihi wa salam.

b)Iman dan tauhid kita adalah sebagaimana iman dan tauhid salaf (para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in radhiyallohulahum wa rahimahullahu lahum ajma’iin).

c)Kita memahami Islam sebagaimana yang difahami oleh ulama-ulama salaf yang tsiqat lagi terpercaya.

d)Target hidup kita adalah untuk memperhambakan manusia kepada Allah satu-satunya dan membebaskan diri kita dan mereka dari memperhambakan diri kepada manusia, atau makhluk, dengan menegakkan kembali daulah dan khilafah, sebab tanpa keduanya mustahil target ini dapat tercapai, hanya orang yang bodoh dan tidak memahami hakekat dienul Islam saja, yang memandang remeh urusan ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir I/75, yang menerangkan akan wajib menegakkan hal tersebut).

e)Kita bermuamalat dan berwala’ kepada Allah Ta’ala, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan orang-orang yang beriman.

f)Kita bersikap bara’ dan bermu’amalat terhadap musuh-musuh Allah ta’ala, musuh-musuh Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa salam, dan musuh-musuh orang-orang beriman dari syetan-syetan manusia maupun syetan-syetan jin.

g)Jalan perjuangan kita dengan dakwah, amar makruf dan nahi mungkar (yang sesuai dengan sunnah), dan dengan Jihad jika mampu. Jika tidak mampu dengan i’dad, jika tidak mampu i’dad dengan hijrah, jika tidak mampu berhijrah dan tidak ada jalan, maka dengan uzlah, (meninggalkan dan menyingkir dari seluruh jalan-jalan syetan dan kelompok-kelompok yang batil, termasuk demokrasi)

h)Demokrasi adalah jalan Iblis dan syetan, jalan orang-orang kafir yang sekuler, ladiniyah (sekulerisme, ed), yang tidak beragama dengan agama yang benar, jalan yang kufur lagi syirik yang diantara prinsip batilnya, sesatnya, kufurnya dan syiriknya adalah bahwasanya “Kedaulatan di Tangan Rakyat”, sedang menurut Dienul Haq, bahwa “Kedaulatan adalah di Tangan Allah Rabbul ‘Alamiin”, satu-satunya. Inilah perbedaan antara Tauhid dan Syirik. Oleh karena itu demokrasi sebenarnya hanya merupakan perangkap yang dipasang oleh musuh-musuh Islam dan ia tak ubahnya seperti fatamorgana belaka bagi para peminatnya[[3]], di dunia sampai hari kiamat tidak akan menang dalam arti kata yang sebenarnya (tidak dapat menegakkan daulah sebagaimana yang dituntut syariat), dan diakherat terancam dengan siksa neraka karena mengikuti jalan yang bukan jalan orang yang beriman (Q.S. (4): 15)

i)Bekal kita untuk menggapai tujuan dan target adalah ilmu dan taqwa, yakin dan tawakkal, syukur dan sabar, zuhud di dunia dan Itsar (lebih mementingkan) kehidupan akherat, cinta jihad dan mati syahid di jalan Allah.

[5]. Wasiat Kelima

Jauhkanlah diri kalian dari bid’ah, ahli bid’ah dan kelompok-kelompok bid’ah dengan segala bentuknya, baik bid’ah dalam segi nusuk (penyembelihan/pengorbanan) dan ibadah, maupun dalam segi tashawwur dan manhaj. Ikutilah dan kembalilah kepada sunnah, Ahlussunnah dan kelompok-kelompok Ahlussunnah, sebab hanya golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah sajalah yang dijamin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, sebagai satu-satunya Al-Firqoh An-Najiyah, yaitu kelompok yang terselamatkan dari api neraka. Berusahalah untuk bergabung dengan Firqoh An-Najiyah Al Manshurah (kelompok yang dijamin selamat dari api neraka dari yang mendapat pertolongan Allah ta’ala), yaitu Al-Jama’ah Al-Jihadiyah As-Salafiyah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, yang diriwayatkan Imam Muslim dari shahabat Jabir bin Abdullah radiyallahu ‘anhum

Artinya: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang membela kebenaran dengan mendapat pertolongan Allah hingga datangnya hari kiamat…“(H.R.Imam Muslim)


Komentar

Postingan Populer